Minum kopi flores di pagi hari sebelum melakukan pekerjaan rutin. Wahh.. serasa dunia menjadi milik sendiri. Hidup menjadi seperti lengkap, aku tak butuh lainnya. Esok seperti apa, sudah tidak menjadi masalah lagi. Tetapi apa boleh seperti itu?
Sesaat sebelumnya, adikku menyatakan keberatannya atas pendirianku untuk tidak menerima uang makan dari kantor karena aku merasa bahwa aku tidak berhak menerimanya. Uang makan diberikan kepada staff untuk bisa makan bersama di kantor. Dan memang latarbelakang diberikannya uang makan memang agar terjalin kebersamaan antara teman-teman sekantor. Sementara, beberapa hari ini aku memang tidak makan bersama mereka, meskipun aku tetap di kantor. Aku berpendapat bahwa, prinsip kebersamaan itu lah yang penting. Kalau tidak mau makan bersama, ya jangan minta uang makan bersama. Sederhana bukan?
Tetapi adikku bilang, aku menderita kerugian karena aku tidak mendapatkan uang tersebut. Tidak penting makan dilakukan bersama atau tidak. Yang jelas uang itu tetap dipergunakan untuk makan. Hhhmm, ternyata sulit untuk mempunyai prinsip saat pola pikir yang dijalankan adalah survival, untung dan rugi, dan terutama tentang uang. Apakah ini adalah gambaran kecil tentang manusia Indonesia saat ini? Mengorbankan prinsip demi untuk mendapatkan sedikit keuntungan. Sedddiikkkiiiittt buanget!. Lebih baik makan hari ini dari pada tidak makan sama sekali. Besok itu urusan Tuhan. Dan agar bisa makan hari ini, boleh saja kita melakukan apa saja, termasuk menjual apa yang ada pada kita, bahkan prinsip dan harga diri? Lihatlah para petani. Seluruh hasil panennya dijual, dan kemudian sebagian uang penjualannya dibuat untuk membeli beras dengan kualitas lebih rendah dari padi di sawahnya, dan seringkali beras murah yang dibelinya itu adalah beras impor. Dia jual harta berharganya demi untuk membeli barang murah buatan luar negeri?? Sebegitu rendahnyakan bangsa ini? Dan lihat pula kopi Gayo. Hampir seluruh produksi kopi Gayo dijual ke luar negeri, karena kualitasnya adalah kualitas eksport. Penduduk lokal tidak bakalan bisa membelinya. Dan lihatlah betapa sudah banyak harta yang kita gadaikan saat ini: timah, batubara, emas, minyak... bahkan hutan. Hanya demi untuk makan hari ini, telah terjual segala harta yang berharga.
Beratnya hidup berdasarkan prinsip. Bahkan saudara dan keluargapun bisa menjadi lawan. Tapi toh.. kopi akan terus setia denganku. Gak bakalan melawan. Asal cukup uangku untuk membali kopi di toko, menyeduhnya dan sudah siaplah kopi menemaniku. Cukup dengan uang!!.
No comments:
Post a Comment