Friday, April 20, 2007

Panen Buah Kopi (3)

Tanaman kopi biasanya baru berbunga setalah umurnya lebih dari 4 tahun. Dari penyerbukan bunganya maka akan menghasilkan buah yang akan menjadi buah merah yang matang setelah setelah 8 bulan lamanya. Panen yang selektif biasanya dilakukan secara padat karya, walaupun ada juga panen yang dilakukan oleh mesin. Kopi berkawalitas nomer satu sudah barang tentu akan dihasilkan dari buah kopi yang berwarna merah dan pas matangnya. Buah yang sudah cukup umur tapi maih belum benar-benar matang (masih hijau) sebenarnya bisa juga diolah menjadi kopi namun akan memiliki cita rasa dan nilai ekonomis yang lebih rendah. Terkadang demi alasan ekonomi, buah yang matang dicampur juga dengan yang masih mentah supaya hasil produksi meningkat dengan mengurangi kwalitas produk akhirnya.
Paska pemetikan, proses berikutnya adalah mengupas kulit buahnya yang berwarna merah itu untuk mendapatkan biji kopi. Bisa dilakukan dengan mesin sebelum dikeringkan atau alternative lain kulit dipisahkan setelah buahnya kering. Tiap methode sudah barang tentu akan memiliki nilai tambahnya masing-masing namun intinya adalah untuk mendapatkan green bean yang artinya biji kopi yang belum diolah. Proses pengeringan biji kopi yang paling umum adalah menggunakan energi matahari. Dijemur terus dibawah terik matahari sampai kadar airnya dibawah 13%.

Wednesday, April 11, 2007

Kopi dan Prinsip

Minum kopi flores di pagi hari sebelum melakukan pekerjaan rutin. Wahh.. serasa dunia menjadi milik sendiri. Hidup menjadi seperti lengkap, aku tak butuh lainnya. Esok seperti apa, sudah tidak menjadi masalah lagi. Tetapi apa boleh seperti itu?

Sesaat sebelumnya, adikku menyatakan keberatannya atas pendirianku untuk tidak menerima uang makan dari kantor karena aku merasa bahwa aku tidak berhak menerimanya. Uang makan diberikan kepada staff untuk bisa makan bersama di kantor. Dan memang latarbelakang diberikannya uang makan memang agar terjalin kebersamaan antara teman-teman sekantor. Sementara, beberapa hari ini aku memang tidak makan bersama mereka, meskipun aku tetap di kantor. Aku berpendapat bahwa, prinsip kebersamaan itu lah yang penting. Kalau tidak mau makan bersama, ya jangan minta uang makan bersama. Sederhana bukan?

Tetapi adikku bilang, aku menderita kerugian karena aku tidak mendapatkan uang tersebut. Tidak penting makan dilakukan bersama atau tidak. Yang jelas uang itu tetap dipergunakan untuk makan. Hhhmm, ternyata sulit untuk mempunyai prinsip saat pola pikir yang dijalankan adalah survival, untung dan rugi, dan terutama tentang uang. Apakah ini adalah gambaran kecil tentang manusia Indonesia saat ini? Mengorbankan prinsip demi untuk mendapatkan sedikit keuntungan. Sedddiikkkiiiittt buanget!. Lebih baik makan hari ini dari pada tidak makan sama sekali. Besok itu urusan Tuhan. Dan agar bisa makan hari ini, boleh saja kita melakukan apa saja, termasuk menjual apa yang ada pada kita, bahkan prinsip dan harga diri? Lihatlah para petani. Seluruh hasil panennya dijual, dan kemudian sebagian uang penjualannya dibuat untuk membeli beras dengan kualitas lebih rendah dari padi di sawahnya, dan seringkali beras murah yang dibelinya itu adalah beras impor. Dia jual harta berharganya demi untuk membeli barang murah buatan luar negeri?? Sebegitu rendahnyakan bangsa ini? Dan lihat pula kopi Gayo. Hampir seluruh produksi kopi Gayo dijual ke luar negeri, karena kualitasnya adalah kualitas eksport. Penduduk lokal tidak bakalan bisa membelinya. Dan lihatlah betapa sudah banyak harta yang kita gadaikan saat ini: timah, batubara, emas, minyak... bahkan hutan. Hanya demi untuk makan hari ini, telah terjual segala harta yang berharga.

Beratnya hidup berdasarkan prinsip. Bahkan saudara dan keluargapun bisa menjadi lawan. Tapi toh.. kopi akan terus setia denganku. Gak bakalan melawan. Asal cukup uangku untuk membali kopi di toko, menyeduhnya dan sudah siaplah kopi menemaniku. Cukup dengan uang!!.

Tuesday, April 10, 2007

Ambarella Juice

Kira –kira 3 hari lalu kami dapat kiriman ambarella atau lebih dikenal dengan nama kedondong dari rumah. Bapak dan Ibu panen kedondong dari kebun di belakang rumah. Ada 2 pohon kedondong di sana, dan sepertinya keduanya sudah berbuah dengan cukup lebat.

Hmm, ini kesempatan untuk mencoba resep dari temanku. Jus ambarrela, jus kedondong! Sebelumnya tidak pernah aku mendengar ada jus kedondong, yang ada paling manisan atau rujak. tetapi, tidak ada salahnya untuk mencoba. Hari Sabtu aku punya cukup waktu untuk membuat jus. Aku kupas 3 buah kedondong, yang besarnya sekepalan orang dewasa. Aku pilih yang tidak terlalu matang dan masih berkulit hijau. tapi ….. kedondongnya memang sudah agak lama dibiarkan begitu saja sehingga sebagian besar memang sudah menguning. Saat baru datang, semua masih hijau segar. Setelah 5 hari, hampir semua sudah menguning, bahkan ada yang sudah agak busuk. Ini pasti karena buah ini berjatuhan dari dahan yang tinggi sekali!

Oya… cara membuat jus kedondong adalah :

  1. Pilih kedondong yang berkulit hijau dan tidak terlalu tua.
  2. Kupas tipis-tipis kulitnya Potong-potong kecil.
  3. Masukkan ke blender. Tapi isi kedondong tidak perlu ikut masuk ya. Dan biar rasa kedondong terasa, boleh dimasukkan sedikit kulitnya.
  4. Tambahkan satu setengah sendok makan gula dan sedikit garam atau sesuai selera.
  5. Tambahkan kira-kira 2 gelas air matang (kira-kira 300 ml)
  6. Nyalakan blender tunggu hingga seluruh kedondong hancur.
  7. Matikan blender dan jus siap disajikan.

Resep di atas cukup untuk 4-5 porsi/gelas.
Nah mudah kan membuat jus kedondong. Segar untuk diminum sewaktu panas, atau bisa juga untuk teman santai sore hari bersama pisang goreng atau french fries (oleh Indra)


Kopi - Belukar Bernilai Emas (2)

Kopi pada dasarnya adalah buah dari tanaman kopi hasil perpaduan antara putik dan benang sari. Tanaman ini baru bisa berbunga setelah berumur lebih dari empat tahun dan berumur produktif selama sekitar 50-60 tahun. Selanjutnya, bunga Kopi hanya akan muncul dan berkembang didahan-dahan baru sehingga dalam pemeliharan tanaman kopi diperlukan pemangkasan yang teratur dan terstruktur. Menariknya lagi, dari proses pembuahan sampai buah kopi siap dipetik ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak kurang dari 9 bulan.
Secara umum, ada dua jenis yang mendominasi percaturan kebun kopi diseluruh dunia yaitu Coffea arabica dan Coffea canephora. Arabica mendominasi lebih dari 75% peredaran kopi dunia sedang sisanya dipenuhi oleh Robusta. Secara spesifik, dataran tinggi dikawasan tropis adalah lahan yang paling cocok untuk tanaman kopi jenis Arabica, sedangkan Robusta yang lebih bandel bisa tumbuh didataran lebih rendah.
Produksi (yield) perpohon jenis Arabica akan lebih sedikit dibanding Robusta, namun Arabica memiliki aroma dan cita rasa yang lebih unik dibanding Robusta. Secara alami, tanaman kopi bisa tumbuh cukup tinggi dan harus dipangkas demi alasan operational yaitu kemudahan dalam panen dan pemeliharaan tanaman. Negara-negara seperti Mexico, Brasil, Indonesia, Kenya, Uganda, Kolombia bisa digolongkan sebagai sentra penghasil kopi dunia khususnya sebagai komoditi export. Manarik juga untuk disimak, kopi adalah minuman kedua terpopuler sedunia setelah air dan Amerika Serikat dikenal sebagai konsumen kopi terbesar didunia.

Wednesday, April 4, 2007

Kopi - Asal Usul (1)

Kopi dikenal sejak berabad yang lalu. Tanaman kopi yang dipercaya berasal-usul dari Ethiopia, bisa merambah dunia dan menjadi salah satu minuman paling banyak dikonsumsi diseluruh dunia. Begitu besarnya tingkat konsumsinya, menjadikan kopi menjadi salah satu top ten komiditas dunia. Dari negara timur tengah kopi kemudian menyebar ke hampir seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia yang waktu itu masih dalam jaman penjajahan negeri Belanda. Negeri ini dijadikan sentral perkebunan kopi dan menjadikan salah satu produk unggulan untuk diekspor kembali ke Eropa. Negeri Perancis membawa juga tanaman ini kedaerah koloninya di Karibia dan merupakan titik awal kebangkitan Amerika Latin sebagai penghasil kopi yang besar. Sejak itulah kopi produksi kopi dunia meningkat pesat dan mulai merambah bergam lokasi dunia dan menjadikannya minuman untuk semua orang.

Thursday, March 29, 2007

membaca


Membaca memang mengasikkan, tetapi tidak semua orang beruntung dan punya access terhadap bacaan. Sudah bagus bila ada buku atau bacaan yang tersedia di public library atau di sekolah. Tapi banyak di daerah pedalaman di Indonesia ini yang bahkan untuk membeli bacaan saja tidak bisa. Tidak hanya karena memang tidak ada buku, tetapi bahkan sering karena tidak ada uang.

Indra sendiri sudah suka membaca sejak kecil. Awalnya bukan karena bacaannya, tapi karena warna, dan kemudian karena gambarnya. Sekarang ini, dia suka membaca karena dia tahu bahwa kalau dia minta buku bacaan, dia akan mendapatkannya dengan lebih mudah, daripada kalau dia minta mainan. Hmm.. cerdas!!

Bacaan yang disukai? ilmu pengetahuan, dan dinosaurus. Saat ini sepertinya buku tentang dinosaurus adalah koleksi terlengkapnya, kalau saja tidak rusak karena terlalu sering dibuka, atau karena tidak terawat baik. Segala yang berbau dinosaurus, dia suka. Game di time zone: Dino Duel. Ensiklopedi: dinosaurus dari BBC, vcd dari BBC dan beberapa lainnya. Miniatur: hhmmm banyak: dari saat miniatur mulai ada sampai miniatur hadiah dari Simba Tuffis, dia punya, atau pernah punya. Sayang.. hampir semuanya sekarang tinggal hanya kenangan. Musnah, rusak, hilang!!

Membaca, karena membaca, Indra tahu banyak tentang nama-nama dinosaurus, dari yang berbadan besar, Ultrasaurus, hingga bergigi taring, Tyranosaurus. Juga yang terbang, pterosaurus, hingga yang berenang ahh.. siapa pula namanya..
Hanya dengan membaca!! (hs, 30 Maret, 2007)

tentang Indra



This is Indra, son of mine, 8 years old. He is sweet and has never made any problem. He loves swimming. Unfortunately, he has decided not to continue his swimming lesson. He wants to play football, but there is no football field near the house where we are living. Too bad. But, still, he can see football game in the television.

Kamis pagi, catatan pertama

Aku sudah banyak mendengar tentang Pram, bahwa dia adalah sastrawan besar dari Blora, dan bahwa dia begitu pandai menggunakan dan mengolah kata-kata sehingga terdengar meyakinkan. Tetapi belum pernah aku merasa harus membacanya. Tetapi suatu hari, saat kami sedang makan siang, aku nyeletuk:”Kok tidak ada buku yang menarik lagi ya?”. Dan seorang pimpinanku yang saat itu juga sedang makan bersama kami bertanya “ Buku apa yang sudah kamu baca?” . Aku menjawab: “Buku karya Dan Brown.” Dan pimpinanku nampak keheranan. Sementara temanku, mbak Ria menjawab, dia sedang menunggu mas Reza untuk meminjaminya buku Pram berjudul Bumi Manusia. Dan Mas Reza sendiri saat itu mengatakan dia belum selesai membacanya. Dan akhirnya diskusi menjadi tentang Pram. Aku berpikir, … hmm apa sih yang membuat Pram begitu hebat? Aku pernah membaca cerpennya, tetapi kok biasa saja. Tetapi mungkin aku harus membaca karya Pram yang terkenal itu, biar aku tahu seperti apa Pram ini dalam bekarya.

Dan, suatu hari Minggu, aku dan Indra ke Gramedia di Matraman. Saat sedang mengantar Indra untuk mencari buku, nampak olehku roman karya Pram. Kuambil satu, Bumi Manusia. Aku ingat pimpinanku mengatakan bahwa Bumi Manusia perlu dibaca awal. Dan aku pun mulai membaca, membaca dan membaca…. Dari mulai Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan saat ini Rumah Kaca.

Minke, tokoh dalam tetralogi ini membuat aku menyadari, ada banyak hal yang tak aku ketahui tentang bumi tempat aku dilahirkan dan tumbuh. Sama sekali tak pernah aku pahami bahwa kehidupan di jaman dahulu kala demikian suram. Aku memang pernah membaca di buku sejarah saat aku SD, SMP dan SMA bahwa Indonesia telah dijajah Belanda selama 350 tahun sebelum akhirnya dijajah oleh Jepang selama 2 tahun. Tapi cerita yang ada dalam buku sejarah itu nampak jauh dari kenyataan, dan hanya terdengar seperti cerita dongeng. Tak ada yang lekat dan hidup dalam cerita-cerita yang dituturkan dalam buku-buku pelajaran itu.

Membaca tetralogi Pram membuka mataku bahwa ternyata cerita dongeng dari guruku dulu itu adalah cerita nyata, bahwa itu memang terjadi di bumi Indonesia ini. Hmmm… menyeramkan, aku yang lahir dan besar di Indonesia, tidak tahu apa-apa tentang negeri ini. Apakah ini juga yang dialami oleh sebagian besar orang di Indonesia? Bahwa mereka sama sekali buta tentang sejarah, sama seperti mereka buta bahwa Indonesia ini kaya dengan kopi. Bahwa kopi telah menjadikan banyak negara di dunia ini ingin menguasai Indonesia, menjajah Indonesia agar mereka dengan bebasnya bisa mengambil kopi ini untuk kepentingan mereka sendiri? Tidak hanya kopi ternyata yang membuat para perampok berbaju militer itu dan berlagak pahlawan itu datang ke Indonesia, tapi juga tanaman lain yang tidak mungkin bisa tumbuh di negara mereka seperti tebu, cengkeh dan teh.

Dan sekarang, betapa bangsaku ini terjajah oleh warganya sendiri! Orang-orang di kota dan pusat pemerintahan yang menamakan diri sebagai pemimpin telah memeras tenaga manusia-manusia yang seharusnya dibelanya hanya demi kepentingan mereka, hanya demi hidup mereka. Anggaran negara yang diperoleh dari tetesan keringat tiap warga dianggap sebagai uang saku untuk jalan-jalan ke negara-negara indah dalam dongeng. Budget untuk membangun masyarakat dibuat hanya cukup untuk para pemimpin menengok para petani saat panen raya. Dan tak sepeserpun jatuh ke tangan petani bahkan untuk membeli pupuk. Petani harus bisa membuat kompos, nelayan cukup pakai perahu dayung. Tapi pengusaha pertanian, boleh memborong pupuk dari Petrokimia atau Pabrik lain, dan pengusaha perikanan boleh membuat kapal berpukat harimau.

Ahh.. kopiku sudah mulai dingin… sebaiknya aku nikmati sebelum aku berangkat ke kantor, bekerja untuk hidupku, untuk bangsaku, tapi tentu bukan untuk mereka yang ingin menjajah kopiku. Hmmm betapa nikmat kopi bali ini, hitam pekat sepekat semangat masyarakatnya ketika mengusir Belanda dari tanah kelahirannya di perang Puputan. (heny, 29 Maret 2007)